Minggu, 22 Mei 2016

Belajar Dari Sebuah Serangga






Allah menciptakan satwa dengan beragam bentuk, warna, perilaku, maupun makanan dan cara makannya. Salah satunya adalah kumbang tinja atau kumbang tahi. Dari namanya, bisa ditebak bahwa kehidupan kumbang ini terkait erat dengan kotoran hewan maupun manusia.
Ya, serangga ini adalah pemakan kotoran hewan lain. Tinja binatang bagi mereka sungguhlah nikmat dan lezat, meski menjijikkan bagi manusia, dan tidak menarik bagi hewan lain.


Sekilas mungkin manusia berpikir, untuk apa Allah ciptakan satwa mungil dengan kebiasaan sedemikian menjijikkan hingga melahap kotoran satwa lain? Namun, pertanyaan inilah yang justru sebenarnya terdengar aneh.
Mengapa demikian? Sebab Allah adalah Pencipta Sempurna, Maha Berilmu. Maka sudah pasti Allah tidak akan menciptakan sesuatu, kecuali pasti ada hikmah, manfaat, dan tujuan yang sangat luar biasa dari ciptaan itu. Tidak terkecuali kumbang tinja. Reaksi manusia sesaat yang seketika mempertanyakan keberadaan hewan semenjijikkan kumbang tinja itulah yang merupakan bukti bahwa manusia sangat dangkal pengetahuannya dibandingkan kemahaluasan ilmu Allah. Manusia banyak tidak mengetahui hikmah di balik penciptaan oleh Allah.
Namun, Allah tidak membiarkan kebodohan hamba-Nya. Allah berkehendak mengungkap kebesaran-Nya di balik ciptaan di langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya. Tak terkecuali tentang kumbang tinja.
Kemahapenciptaan serta Kekuasaan Allah atas segala sesuatu dapat tersingkap manakala manusia mengikuti seruan Allah untuk meneliti alam ini dengan sungguh-sungguh sebagaimana seruannya-Nya:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى بَلَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Ahqaaf, 46:33)
Satu Menu, Tiga Cara Santap
Allah ciptakan kumbang tinja dengan beragam cara menyantap menu kesayangannya, kotoran hewan. Ada kelompok dwellers (pemukim) yang menyantap langsung kotoran yang didapatkannya di tempat sang binatang membuang hajat. Para kumbang ini umumnya menaruh telurnya pada kotoran itu tanpa membuat sarang. Yang kedua adalah kelompoktunnelers (pembuat terowongan).
Anggota kelompok ini menggali terowongan di bawah tahi hewan, lalu mengangkut tahi tersebut ke terowongannya dan menggunakannya sebagai hidangan super-enak dan tempat berkembang biak. Yang terakhir adalah rollers. Disebut demikian karena kelompok ini berperilaku membuat bola-bola berbahan baku tinja. Bola itu lalu mereka gelindingkan ke tempat tertentu untuk selanjutnya mereka benamkan ke dalam tanah.
Orientasi Supercanggih
Menggiring bola melewati lintasan lurus menjauhi asal timbunan tinja bukanlah hal sederhana bagi kumbang tinja. Ini mengingat ukuran bolanya bisa jauh lebih besar dari tubuhnya sendiri. Sang kumbang perlu menggelindingkan bola tinja secepat mungkin dengan arah menjauhi tumpukan tinja agar terhindar dari “pesta” berebut tinja antarsesamanya. Sudah pasti kecepatan dan kekuatan menggiring bola tidaklah cukup tanpa ada penentuan arah gerak bola tinja, alias orientasi. Sebab jika salah arah, bisa-bisa kembali ke tempat semula.
Bagaimana kumbang tinja melakukan orientasi arah gerak bolanya? Allah Yang Maha Penyayang sudah pasti tidak begitu saja membiarkan kumbang tinja berjalan ke sana kemari dalam kesesatan. Allah ciptakan sistem orientasi atau penentuan dan pemanduan arah hebat bagi serangga yang disayanginya itu. Menurut temuan para ilmuwan, kumbang tinja mengendalikan arah gelindingan bola dengan cara memanjat ke atas bola tahi mereka, lalu berputar untuk menjaga arah lintasan agar tetap lurus. Mereka paling sering melakukan “tarian orientasi” ini setidaknya dalam tiga keadaan: (1). sebelum meninggalkan tempat asal timbunan tinja, (2). saat menemukan rintangan, atau (3). ketika mereka kehilangan kendali bola tinja. Saat melakukan “tarian orientasi” di atas bola, mereka mencari dan memastikan keberadaan letak sumber cahaya. Letak sumber cahaya ini lalu mereka gunakan sebagai patokan untuk penentuan arah.
Kumbang tinja perlu sesuatu yang dapat mengarahkan mereka agar tetap bergerak dalam lintasan lurus. Apa itu? Ilmuwan sungguh terkesima dan takjub saat menemukan bahwa ciptaan Allah yang mungil itu, yang berotak superkecil dan berdaya pikir sangat sederhana, ternyata menggunakan Galaksi Bima Sakti saat menggiring bola tahinya menjauhi tempat asal tinja! Ya, si mungil itu mengamati pola penyebaran bintang-gemintang di galaksi kita agar tidak salah arah dan agar lintasan gelindingannya tetap lurus. Tak peduli, ke mana arah lurus itu membawanya, yang penting menjauhi timbunan tinja tempat bola tahinya berasal, agar tidak berebut tahi dengan kumbang lain.
Meski matanya terlalu lemah untuk dapat membedakan masing-masing rasi bintang secara terpisah, kumbang tinja dapat mengenali gradien atau pola perubahan kekuatan cahaya dari terang ke redup ke gelap yang dimiliki hamparan galaksi Bima Sakti. Dengan melihat gradien intensitas cahaya ini sang kumbang dapat memastikan arah menggelindingnya agar senantiasa tetap berupa garis lurus, tidak salah arah sehingga berbalik ke tempat timbunan tahi semula.
Selain galaksi, ilmuwan juga mendapati sebelumnya bahwa kumbang tinja menggunakan mentari, bulan, dan cahaya terpolarisasi untuk menentukan arah. Kesimpulan ini mereka ambil melalui serangkaian percobaan di mana mereka memakaikan “topi” pada sang kumbang. Topi ini menghalangi cahaya agar tidak mengenai mata kumbang. Beberapa hewan lain telah terbukti menggunakan bintang sebagai pemandu arah. Namun kumbang tinja adalah yang pertama dibuktikan menggunakan galaksi sebagai penentu arah.
Mini Tubuhnya, Mega Manfaatnya
Penggunaan tinja hewan sebagai makanan dan tempat berkembang biak berarti bahwa kumbang tinja diciptakan Allah agar membantu menyebarkan dan menguraikan kotoran hewan-hewan lain sehingga tidak menumpuk di suatu tempat. Ini juga berarti Allah jadikan perilaku sang kumbang sebagai sarana pendaurulangan unsur-unsur hara penting di dalam tanah sehingga dapat menyuburkan tumbuhan di sekitarnya. Ini terjadi karena sang kumbang membenamkan tinja hewan ke dalam tanah sehingga pasca dirombak oleh sang kumbang, kadar nitrogen, fosfor, magnesium, dan kalsium dalam tanah meningkat. Hal ini membantu ketersediaan unsur-unsur penting itu bagi tumbuhan.
Kumbang tinja merupakan ciptaan Allah yang ditugaskan mengatasi pencemaran padang rumput. Tinja sapi yang tertimbun begitu saja dapat membunuh atau memperlambat pertumbuhan rerumputan, serta menyebabkan tanaman di sekelilingnya kurang diminati ternak sapi. Di Australia kumbang tinja dimanfaatkan untuk menekan populasi lalat yang banyak mengerumuni kotoran sapi. Dengan melenyapkan kotoran ternak dari permukaan tanah secara cepat, maka kumbang tinja memperkecil peluang perkembangbiakan seranga-serangga penyebar berbagai jenis penyakit tersebut.
Kumbang tinja juga dijadikan Allah berperan dalam menekan resiko terinfeksi parasit, seperti cacing pita, pada saluran pencernaan hewan ternak. Mengapa demikian? Sebab, biasanya telur-telur parasit tersebut terikut dalam tinja sapi dan berkembang hingga menjadi stadium infektif (tahapan melakukan infeksi) dalam tinja tersebut dan berpindah ke rerumputan yang akhirnya dimakan oleh ternak. Dengan dimakannya telur parasit pada kotoran oleh kumbang tinja, maka siklus hidup parasit tersebut terputus.
Allah menyebarkan dan menumbuhkan tanam-tanaman salah satunya melalui hasil jerih payah kumbang tinja. Sang kumbang bertindak sebagai penyebar biji tumbuhan karena perilakunya membenamkan kotoran hewan yang mengandung biji-biji tumbuhan ke dalam tanah. Pembenaman ini mendorong terjadinya perkecambahan biji. Sebab, biji atau benih yang tidak dibenamkan ke dalam tanah sangat rentan dimakan tikus dan hewan lainnya. Selain itu, kemampuan kumbang tinja memakan tinja hewan lain dan hidup bergelimang tinja mengisyaratkan hal lain: Allah menciptakan dalam tubuh kumbang tinja sarana yang menjadikannya kebal terhadap berbagai penyakit akibat bakteri, jamur, atau parasit yang ada dalam tinja tersebut.
Ini hanyalah sekelumit peran teramat penting kumbang tinja dalam ekosistem yang berhasil diungkap manusia. Peran kumbang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia. Berlangsungnya kehidupan manusia secara baik terjadi karena keseimbangan ekosistem, di mana kumbang tinja beserta peran besarnya menjadi bagian ekosistem itu. Allah-lah yang menciptakan ekosistem itu. Dia menegakkan keseimbangan di dalamnya, sebagaimana Dia menegakkan seluruh keseimbangan di alam ini agar alam ini tetap kokoh dan peristiwa-peristiwa alamiah di dalamnya berjalan dengan sempurna, seimbang, selaras, dan tanpa cacat. Perusakan pada keseimbangan alam akan menimbulkan bencana merugikan, sebagaimana kerugian yang akan diderita makhluk lain termasuk manusia jika terjadi penurunan atau bahkan kepunahan kumbang tinja. Allah tidak menyukai perusakan di alam ini:



0 komentar:

Posting Komentar